Al Qur'an telah membahas tentang hakekat asal-usul manusia yang di awali
dari proses kejadian manusia yaitu dari segumpal darah (QS. 96:1-5),
dan setelah melewati beberapa tahapan dan sempurna kejadiannya,
dihembuskan-Nyalah kepadanya ruh ciptaan Tuhan (QS. 38:71-72)
Dari ayat-ayat di atas menjadi jelas bahwa hakekat manusia terdiri dari
dua unsur pokok yakni, gumpalan tanah (materi/badan) dan hembusan ruh
(immateri). Di mana antara satu dengan satunya merupakan satu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan agar dapat di sebut manusia. Dalam
perspektif sistem nafs, ruh menjadi faktor penting bagi aktivitas nafs
manusia ketika hidup di muka bumi ini, sebab tanpa ruh, manusia sebagai
totalitas tidak dapat lagi berpikir dan merasa.
Ruh adalah zat murni yang tinggi, hidup dan hakekatnya berbeda dengan
tubuh. Tubuh dapat diketahui dengan pancaindra, sedangkan ruh menelusup
ke dalam tubuh sebagaimana menyelusupnya air ke dalam bunga, tidal larut
dan tidak terpecah-pecah. Untuk memberi kehidupan pada tubuh selama
tubuh mampu menerimanya. Sudah lama "kemisteriusan" ruh menjadi
perdebatan di kalangan ulama Islam (teolog, filosof dan ahli sufi) yang
berusaha menyingkap dan menelanjangi keberadaannya. Mereka mencoba
mengupas dan mengulitinya guna mendapatkan kepastian tentang hakekat
ruh.
Pertanyaan: Ketika seseorang meninggal dunia berarti rohnya sudah
dicabut oleh Allah sedangkan alam kubur atau alam barzah adalam alam ke
empat di mana seseorang akan berada di sana untuk menunggu alam akhirat
tiba. Bagaimana keadaan seseorang yang dalam kuburan itu? apakah rohnya
yang sudah dicabut akan dikembalikan ke jasad yang sudah di dalam
kuburan itu sehingga ia kembali utuh seperti waktu ia hidup dan menunggu
hari kiamat? Bagaimana juga keadaan seseorang yang sudah dalam kuburan
itu ketika menjawab pertanyaan dari malaikat? apakah malaikat bertanya
kepada jasad yg sudah dikubur itu saja atau rohnya sudah dipasang lagi
ketika malaikat mau bertanya padahal saat kita meninggal kan roh kita
sudah dicabut.
Jawab: Didalam hadits yang diriwayatkan dari al Barro bin ‘Azib
bahwasanya Rasulullah saw bersabda,”Berlindunglah kalian kepada Allah
dari adzab kubur—beliau menyebutkan 2 atau 3 kali—kemudian
berkata,’Sesungguhnya seorang hamba yang beriman apabila akan berakhir
(hidupnya) di dunia dan akan mengawali akheratnya maka turunlah para
malaikat dari langit dengan berwajah putih seperti matahari dengan
membawa kain kafan dan wewangian dari surga dan mereka duduk disisinya
sejauh mata memandang.
Kemudian datanglah malaikat maut dan duduk disebelah kepalanya dengan
mengatakan,”Wahai jiwa yang tenang keluarlah menuju ampunan dari Allah
dan keredhoan-Nya.’ Beliau saw bersabda,’Maka keluarlah ruhnya seperti
tetesan air dari bibir orang yang sedang minum maka dia (malaikat maut)
pun mengambilnya. Dan tatkala dia mengambilnya maka para malaikat (yang
lain) tidaklah membiarkannya berada ditangannya walau hanya sesaat
sehingga mereka mengambilnya dan menaruhnya diatas kafan yang terdapat
wewangian hingga keluar darinya bau semerbak kesturi yang membuat wangi
permukaan bumi.’
Beliau saw bersabda,’Mereka kemudian naik (ke langit) dengan membawa
(ruh) orang itu dan tidaklah mereka melewati para malaikat kecuali
mereka bertanya,’Ruh yang baik siapa ini?’ Mereka menjawab,’Fulan bin
Fulan, dengan menyebutkan nama terbaik yang dimilikinya di dunia’
sehingga mereka berhenti di langit dunia. Mereka pun meminta agar
dibukakan (pintu) baginya maka dibukalah (pintu itu) bagi mereka dan
mereka berpindahlah ke langit berikutnya sehingga sampai ke langit
ketujuh dan Allah mengatakan,’Tulislah kitab hamba-Ku ini di ‘illiyyin
dan kembalikanlah ke bumi, sesungguhnya darinyalah Aku ciptakan mereka
dan kepadanyalah Aku mengembalikan mereka dan darinya pula Aku
mengeluarkan mereka sekali lagi.’
Beliau saw bersabda,’Dan ruh itu pun dikembalikan ke jasadnya. Kemudian
datanglah dua malaikat yang mendudukannya dan bertanya kepadanya,’Siapa
Tuhanmu?’ dia pun menjawab,’Tuhanku Allah.’ Keduanya bertanya lagi,’Apa
agamamu?’ dia menjawab,’Agamaku Islam.’ Keduanya bertanya,’Siapa lelaki
yang diutus kepada kalian ini?’ dia menjawab,’Dia adalah Rasulullah
saw.’ Keduanya bertanya lagi,’Apa ilmumu?’ dia menjawab,’Aku membaca Al
Qur’an, Kitab Allah, aku mengimaninya dan membenarkannya.’
Terdengarlah suara yang memanggil dari langit,’Karena kebenaran hamba-Ku
maka hamparkanlah (suatu hamparan) dari surga, pakaikanlah dengan
pakaian dari surga, bukakanlah baginya sebuah pintu menuju surga.’
Beliau saw bersabda,’maka terciumlah wanginya serta dilapangkan kuburnya
sejauh mata memandang.’
Beliau bersabda,’Datanglah seorang laki-laki berwajah tampan, berbaju
indah dengan baunya yang wangi mengatakan,’Bahagialah engkau di hari
yang engkau telah dijanjikan.’ Orang (yang beriman) itu
mengatakan,’Siapa angkau? Wajahmu penuh dengan kebaikan’ dia
menjawab,’Aku adalah amal shalehmu.’ Orang itu mengatakan,’Wahai Allah,
segerakanlah kiamat sehingga aku kembali kepada keluarga dan hartaku.’
Beliau saw bersabda,’Sesungguhnya seorang hamba yang kafir apabila akan
berakhir (hidupnya) di dunia akan akan mengawali akheratnya maka
turunlah para malaikat dari langit yang berwajah hitam dengan membawa
kain dan merekapun duduk disisinya sejauh mata memandang kemudian datang
malaikat maut dan duduk disebelah kepalanya dengan mengatakan,’Wahai
jiwa yang buruk, keluarlah menuju amarah dan murka Allah.’
Beliau saw bersabda,’maka dipisahkanlah ruh dari jasadnya seperti duri
yang dicabut dari kain yang basah kemudian malaikat (maut) pun
mengambilnya dan tatkala malaikat maut mengambilnya maka mereka
(malaikat lain) tidaklah membiarkannya berada di tangannya walau sesaat
sehingga meletakkannya dikain itu dan dibawanya dengan bau bangkai busuk
yang meyebar di permukaan bumi. Mereka pun membawanya dan tidaklah
mereka melintasi malaikat kecuali mereka bertanya,’Ruh buruk milik siapa
ini?’ mereka menjawa,’Fulan bin Fulan dengan menyebutkan nama yang
paling buruknya di dunia.’
Kemudian mereka sampai di langit dunia dan meminta untuk dibukakan
(pintu) baginya maka tidaklah dibukakan baginya kemudian Rasulullah saw
membaca firman-Nya,”Sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka
pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga hingga unta masuk
ke lobang jarum.” Kemudian Allah berkata,’Tulislah kitabnya di sijjin
di bumi yang paling rendah maka ruhnya dilemparkan dengan satu lemparan.
Kemudian beliau saw membaca,”Dan barangsiapa mempersekutukan sesuatu
dengan Allah, maka dia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar
burung, atau diterbangkan ke tempat yang jauh.’
Ruhnya pun dikembalikan ke jasadnya dan datanglah dua malaikat
mendudukannya seraya bertanya,”Siapa Tuhanmu?’ maka dia menjawab,’a..a…
aku tidak tahu.’ Keduanya bertanya.’Apa agamamu?’ dia menjawab,’a…a…aku
tidak tahu.’ Keduanya bertanya,’Siapa laki-laki yang diutus kepadamu
ini?’ dia menjawab,’a…a…aku tidak tahu.’ Maka terdengar seruan dari
langit.’ Karena pendustaan (nya) maka hamparkanlah (suatu hamparan) dari
neraka dan bukakan baginya suatu pintu munuju neraka dan terasalah
panas serta angin panasnya bagi orang itu dan dia pun dihimpit oleh
kuburnya sehingga hancur tulang-tulangnya.
Datanglah seorang laki-laki yang berwajah buruk dengan pakaian yang bau
busuk dan mengatakan,”Bergembiralah kamu dihari yang buruk bagimu yang
telah dijanjikan ini.’ Orang itu berkata,’Siapa kamu dengan wajahmu yang
penuh dengan kajahatan.’ Dia menjawab,’Aku adalah amal burukmu.’ Orang
itu pun berkata,’Wahai Allah janganlah engkau adakan kiamat.” (HR.
Ahmad)
Hadits diatas menjelaskan tentang keadaan ruh seseorang saat berpisah
dari jasadnya pada saat sakaratul maut. Kemudahan saat itu dialami oleh
seorang yang beriman sementara kesulitan yang luar biasa dialami oleh
seorang yang kafir.
Hadits itu pun menjelaskan bahwa ruh yang dibawa menuju langit setelah
terlepas dari jasadnya kemudian dikembalikan lagi ke jasadnya di bumi
untuk merasakan fitnah kubur, yaitu pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
oleh dua malaikat tentang siapa tuhannya, nabi-Nya dan agamanya.
Seorang yang beriman diberikan kemudahan didalam menjawab pertanyaan itu, sebagaimana janji Allah swt kepadanya, firman-Nya :
يُثَبِّتُ اللّهُ الَّذِينَ آمَنُواْ بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي
الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللّهُ الظَّالِمِينَ
وَيَفْعَلُ اللّهُ مَا يَشَاء
Artinya : “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan
ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah
menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang dia
kehendaki.” (QS. Ibrahim : 27)
Sebaliknya dengan keadaan seorang yang kafir, ia tidak sanggup menjawab semua pertanyaan tersebut dikarenakan kekufurannya.
Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa hadits itu memberikan
pengetahuan bahwa ruh tetap ada setelah berpisah dari badannya berbeda
dengan orang-orang sesat dari kalangan ahli kalam. Ruh itu juga naik (ke
langit) dan turun (darinya) berbeda dengan orang-orang sesat dari
kalangan ahli ilsafat. Serta ruh dikembalikan ke badan lalu orang yang
meninggal itu akan ditanya maka ia akan mendapatkan nikmat atau adzab
sebagaimana pertanyaan yang diajukan oleh malaikat penanya. Didalam
kubur itu amal shaleh atau buruknya akan mendatanginya dengan suatu
bentuk yang baik atau buruk.
Dalam surah Az-Zumar ayat 42 Allah berfirman,
“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang)
yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang
telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai
waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat
tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.”
Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa Allah memegang jiwa-jiwa
manusia ketika sedang tidur. Dalam ayat lain, yakni surah Al-An’am ayat
60-61 disebutkan,
“Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa
yang kamu kerjakan pada siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada
siang hari untuk disempurnakan umur (mu) yang telah ditentukan, kemudian
kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa
yang dahulu kamu kerjakan. Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi
di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat
penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara
kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat
Kami itu tidak melalaikan kewajibannya.”
Di dalam 2 ayat diatas, Allah menyebutkan kata wafat 2 kali, yakni pada
kata “yatawaffakum” yang diartikan sebagai kata ‘menidurkan’ pada ayat
diatas, juga pada kata “tawaffathu” yang berarti “diwafatkan”. Hal ini
adalah tentang 2 macam wafat, yakni wafat sementara dan wafat selamanya.
Hal ini dijelaskan dalam ayat Az-Zumar ayat 42, “maka Dia tahanlah jiwa
(orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa
yang lain sampai waktu yang ditentukan.”
Karena itulah, ketika kita tidur, menurut sunnah dari Abu Hurairah
radliyallaahu ‘anhu : Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam bersabda : “Apabila salah seorang di antara kalian bangun dari
tempat tidurnya, kemudian kembali lagi, hendaklah ia mengibas-ngibaskan
kainnya tiga kali (sebelum tibur pada tempat tidurnya). Sesungguhnya ia
tidak mengetahui apa yang terjadi saat ia meninggalkannya. Dan apabila
berbaring, hendaklah ia membaca : ‘Dengan menyebut nama-Mu ya Allah,
Rabb-ku, aku meletakkan lambungku (tidur), dan dengan-Mu pula aku
mengangkatnya (bangun). Apabila Engkau menahan diriku (mati), sayangilah
aku. Namun bila Engkau melepaskannya (hidup), peliharalah ia
sebagaimana Engkau telah pelihara dengannya hamba-hamba-Mu yang shalih”.
Berbagai kepercayaan yang berkembang dalam masyarakat Islam tentang roh orang yang telah mati ( terkubur ) , diantaranya :
a. Roh gentayangan,yaitu roh yang diyakini tidak/ belum mempunyai tempat
yang tetap di dalam kubur. Roh gentayangan ini lahir berbagai
istilah,diantaranya arwah penasaran ,pocong,hantu,sundel
bolong,kuntilanak,dan lain-lain. Roh gentayangan ini diyakini masih
berkeliaran di muka bumi dan menganggu orang-orang masih hidup,terutama
yang terkait dengan sebab-sebab kematiannya.
b. Roh berkeliaran,yaitu roh yang diyakini sudah memiliki tempat di alam
kubur,namun pada waktu-waktu tertentu berkeliaran dimuka bumi atau
menemui keluarganya,seperti memasuki bulan puasa,pada hari lebaran,dan
sebagainya.
c. Roh kembali kedunia (hidup kembali),yaitu roh yang diyakini
memperoleh izin dari Allah ( karena ketinggian ilmu tariqatnya)untuk
menjalani kembali kehidupan dunia ditempat atau pada tubuh yang
lain(reinkarnasi dalam istilah Hindu)
Kepercayaan terhadap roh gentayangan melahirkan ritual mengusir roh
jahat,sedangkan kepercayaan kepada roh berkeliaran melahirkan ritual
“assuro ammaca”dan kepercayaan kepada kehidupan kembali (reingkarnasi)
mendorong manusia menuntut ilmu tariqat. Apakah semua itu benar menurut
tinjauan Al Quran dan Sunnah Rasulullah SAW?
Allah melalui Al Quran tidak mengajarkan adanya roh manusia yang sudah
berada di dalam kubur(baik roh yang baik maupun roh yang jahat)bisa
kembali berkeliaran di muka bumi ini baik mencelakai atau menolong
manusia yang masih hidup. Tidak ada pula keterangan dalam Al Quran bahwa
orang mati bisa masuk kedalam tubuh manusia yang masih
hidup(kesurupan).
Allah dalam Q.S Al Mukminum:99-100 memberitakan bahwa orang-orang yang
telah dikuburkan mustahil bisa kembali kedunia,kecuali dibangkitkan
setelah hari kiamat. Orang-orang kafir (roh jahat)terkurung dalam
penjara alam kubur. Dan pada ayat lain (Q.S Arrum:56),jadi tidak ada
kekuasaan manusia (yang telah berada dialam kubur)untuk bisa kembali ke
dunia ini .
Rasullah SAW mengabarkan bahwa setelah roh keluar dari tubuh manusia
(mati),roh itu diantar oleh malaikat menuju penciptanya (Allah).Setelah
itu dikembalikan kealam kubur. Dialam kubur roh mendapat pemeriksaan
oleh malaikat Munkar dan Nakir. Melalui pemeriksaan itulah roh
ditempatkan pada tempat yang layak baginya”kemudian dibukakanlah
untuknya pintu kearah surga.Lalu kepadanya dikatakan; Inilah tempat
tinggalmu dan itu pulalah yang diserakan oleh Allah untukmu yaitu segala
sesuatu yang ada di dalamnya.Mayit itu merasakan kenikmatan yang besar
dan umat berbahagia.Kemudian dikelurkanlah kuburnya itu sampai 70 hasta
dan diberi penerangan di dalamnya.Tubuhnya dikembalikan sebagai mana
permulaan dahulu.Rohnya diletakkan di dalam kelompok roh yang suci yaitu
dalam tubuh seekor burung yang bertengger di salah satu pohon
surga”(H.R Ahmad)”.
Seorangkan manusia yang durhaka tempatnya di dalam penjara yang panas di
bawah tanah yang dibatasi oleh dinding.Sebagai mana yang diberikan
Allah bahwah”di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka di
bangkitkan”(Al Mu’minum:100).Dan Allah telah memperlihatkan kepada
Rasulullah SAW tentang siksaan orang-orang yang durhaka didalam
kubur(HR.Bukhari).Jadi secara logika (akal) bahwa roh yang telah
merasakan kenikmatan alam kubur tidak akan munkin tertarik lagi untuk
kembali kedunia,sedangkan roh yang terpenjara akan mungkin pula bebas
meninggalkan penjaranya berkeliaran di dalam dunia.
Berdasarkan keterangan Al-Qur’an dan hadis maka jelaslah bahwa tidak ada
roh gentayangan,yang ada adalah roh orang yang mukmin tidak bisa
terangkat keatas gara-gara utangnya yang belum terbayar oleh rasulullah
SAW telah menegarkan bahwa tidak ada hantu,di dalam arti roh mati
kedunia mengganggu manusia (HR.Muslim).Apa yang selama ini diyakini oleh
sebagian besar umat islam hanyalah tipu daya setan dari bangsa
jin.Setanlah yang menyamar sebagai orang yang telah mati seperti dilihat
oleh orang-orang yang tertipu.Setanlah yang masuk kedalam tubuh manusia
dan mengaku-ngaku sebagi roh orang tua,atau orang-orang saleh.karena
hanya setan (jin) yang diberi kemampuan oleh Allah untuk masuk kedalam
tubuh manusia,sebagaimana keterangan Rasulullah SAW bahwa,’’sesungguhnya
setan (jin) beredar didalam diri manusia seperti aliran darah
‘’(HR.Bukhari muslim).Setinggi-tingginya ilmu manusia,tidak ada yang
diberi kemampuan untuk masuk kedalam tubuh manusia lainnya.
Dengan tipu daya seperti ini,setan menyesatkan manusia,merusak iman dan
menyuruhnya dan melakukan amalan-amalan sesat seperti mempersembahkan
sajian,memakai jimak atau jampi-jampi atau menyuruh mendatangi suatu
tempat yang dianggap keramat.Janganlah tertipu,walaupun mereka mengaku
sebagai Allah,sebagai Malaikat,sebagai Nabi,dan sebagai orang
saleh,jangan dipercaya,jangan di ikuti kemauannya dan jangan di
takuti.Hanya kepada Allahlah kita takut dan hanya kepada-Nya kita
berlindung.
0 komentar